Belajar Akuntansi & Pembukuan Bisnis UKM.
Akuntansi Salam
Berikut ini kami sajikan perlakuan akuntansi salam berdasarkan PSAK 103 pada lembaga keuangan syariah (LKS), lengkap dengan contoh dan jurnal transaksinya.
Lembaga Keuangan Syariah Sebagai Penjual
Salah satu karakteristik transaksi salam adalah pembayaran uang salam dilakukan diawal saat disepakati akad salam bukan pada saat penyerahan barang. Pembayaran modal salam dapat dilakukan dalam bentuk kas atau non-kas. Pada saat nasabah membayar modal salam diawal akad diakui sebagai liabilitas / utang salam.
Kewajiban salam berakhir saat penyerahan barang salam oleh penjual (LKS) kepada pembeli (nasabah). Jika penjual melakukan transaksi salam paralel dalam pengadaan barang, maka selisih antara jumlah yang dibayar oleh pembeli akhir (nasabah) dan biaya perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan pesanan oleh penjual kepada pembeli akhir.
Berikut ini contoh akuntansi salam dimana LKS sebagai penjual:
Contoh Kasus 1
Tanggal 1 April 2015 Bank Berkah Syariah menerima pembayaran modal salam sebesar Rp 100.000.000 dari BULOG atas pemesanan beras jenis beras putih pandan wangi sebanyak 5 ton. Penyerahan barang akan dilakukan 2 bulan kemudian.
Jurnal transaksi:
Sponsored Ad
1 April 2015 | Dr | Kas | Rp 100.000.000 |
Cr | Hutang Salam | Rp 100.000.000 |
Tanggal 30 Mei 2015 barang salam telah selesai pengerjaannya atau telah jadi dengan harga perolehan sebesar Rp 80.000.000.
Jurnal transaksi:
1 Juni 2015 | Dr | Persediaan Barang Salam | Rp 80.000.000 |
Cr | Kas | Rp 80.000.000 |
Tanggal 1 Juni 2015 berdasarkan kesepakatan Bank Berkah Syariah menyerahkan barang salam yang dipesan oleh tuan Ahmad.
Jurnal transaksi:
1 Juni 2015 | Dr | Hutang Salam | Rp 100.000.000 |
Cr | Persediaan Barang Salam | Rp 80.000.000 | |
Cr | Pendapatan Margin Salam | Rp 20.000.000 |
Contoh Kasus 2
Tanggal 1 April 2015 Bank Berkah Syariah menerima pembayaran modal salam sebesar Rp 100.000.000 dari BULOG atas pemesanan beras jenis “beras putih pandan wangi” sebanyak 5 ton. Penyerahan barang akan dilakukan 2 bulan kemudian.
Jurnal transaksi:
1 April 2015 | Dr | Kas | Rp 100.000.000 |
Cr | Hutang Salam | Rp 100.000.000 |
Tanggal 30 Mei 2015 barang salam telah selesai pengerjaannya atau telah jadi dengan harga perolehan sebesar Rp 110.000.000.
Jurnal transaksi:
1 Juni 2015 | Dr | Persediaan Barang Salam | Rp 110.000.000 |
Cr | Kas | Rp 110.000.000 |
Tanggal 1 Juni 2015 berdasarkan kesepakatan Bank Berkah Syariah menyerahkan barang salam yang dipesan oleh tuan Ahmad.
Jurnal transaksi:
1 Juni 2015 | Dr | Hutang Salam | Rp 100.000.000 |
Dr | Beban Kerugian Salam | Rp 10.000.000 | |
Cr | Persediaan Barang Salam | Rp 110.000.000 |
Lembaga Keuangan Syariah Sebagai Pembeli
Pada umumnya atas pemesanan barang dengan akad salam oleh nasabah, LKS akan melakukan salam paralel kepada pihak lain. Maka posisi LKS adalah sebagai pembeli.
Pada saat LKS menyerahkan modal salam kepada penjual diakui sebagai piutang salam sebesar jumlah yang dibayarkan.
Berikut ini contoh akuntansi salam dimana LKS bertindak sebagai pembeli:
Contoh kasus :
Tanggal 2 April 2015 Bank Berkah Syariah menyerahkan modal salam sebesar Rp 80.000.000 kepada KUD Petani Mandiri untuk pemesanan beras jenis “beras putih pandan wangi” sebanyak 5 ton. Penyerahan barang akan dilakukan pada tanggal 28 Mei 2015.
Jurnal transaksi:
2 April 2015 | Dr | Piutang Salam | Rp 80.000.000 |
Cr | Kas | Rp 80.000.000 |
Barang pesanan yang diterima diakui sebagai persediaan. Pada saat penerimaan barang diakui dan diukur sebagai berikut:
- Jika barang pesanan sesuai dengan akad, maka dinilai sesuai dengan nilai yang disepakati
Contoh :
Tanggal 28 Mei 2015 berdasarkan kesepakatan, Bank Berkah Syariah menerima barang salam dari KUD Petani Mandiri senilai Rp 80.000.000.
Jurnal :
28 Mei 2015 | Dr | Persediaan Barang Salam | Rp 80.000.000 |
Cr | Piutang Salam | Rp 80.000.000 |
- Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:
Barang pesanan yang diterima dinilai sesuai dengan nilai akad, jika nilai wajar dari barang pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad.
Contoh:
Tanggal 28 Mei 2015 berdasarkan kesepakatan, Bank Berkah Syariah menerima barang salam dari KUD Petani Mandiri senilai Rp 90.000.000.
Jurnal :
28 Mei 2015 | Dr | Persediaan Barang Salam | Rp 80.000.000 |
Cr | Piutang Salam | Rp 80.000.000 |
- Barang pesanan yang diterima dinilai diukur sesuai dengan nilai wajar pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian, jika nilai wajar dari barang pesanan yang diterima lebih rendah dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad
Contoh:
Tanggal 28 Mei 2015 berdasarkan kesepakatan, Bank Berkah Syariah menerima barang salam dari KUD Petani Mandiri senilai Rp 70.000.000.
Jurnal :
28 Mei 2015 | Dr | Persediaan Barang Salam | Rp 70.000.000 |
Dr | Beban Kerugian Salam | Rp 10.000.000 | |
Cr | Piutang Salam | Rp 80.000.000 |
- Jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan paa tanggal jatuh tempo pengiriman, maka:
Jika tanggal pengiriman diperpanjang, maka nilai tercatat piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi sesuai dengan nilai yang tercantum dalam akad.
Contoh:
Tanggal 28 Mei 2015 KUD Petani Mandiri tidak dapat menyerahkan barang salam, dan Bank Berkah Syariah memperpanjang jangka waktu penyerahan hingga 10 hari kedepan.
Jurnal : No Entry
- Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi.
Contoh:
Tanggal 28 Mei 2015 KUD Petani Mandiri hanya bisa menyerahkan barang pesanan salam senilai Rp 40.000.000.
Jurnal jika LKS menerima sebagian saja:
28 Mei 2015 | Dr | Persediaan Barang Salam | Rp 40.000.000 |
Dr | Piutang Usaha | Rp 40.000.000 | |
Cr | Piutang Salam | Rp 80.000.000 |
Jurnal jika LKS membatalkan seluruhnya:
28 Mei 2015 | Dr | Piutang Usaha | Rp 80.000.000 |
Cr | Piutang Salam | Rp 80.000.000 |
- Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli mempunyai jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih kecil dari nilai piutang salam, maka selisih antara nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan jaminan tersebut diakui sebagai piutang kepada penjual. Sebaliknya, jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat piutang salam maka selisihnya menjadi hak penjual.
Contoh:
Tanggal 28 Mei 2015 KUD Petani Mandiri hanya bisa menyerahkan barang pesanan salam senilai Rp 40.000.000. Dan disepakati sisa kewajiban dibayar dengan penjualan jaminan KUD Petani Mandiri.
Jurnal jika LKS menerima sebagian saja dan sisa piutang salam dibayar dari penjualan jaminan. Nilai jaminan lebih kecil dari sisa piutang salam. Misal nilai jaminan Rp 35.000.000 :
28 Mei 2015 | Dr | Persediaan Barang Salam | Rp 40.000.000 |
Dr | Kas | Rp 35.000.000 | |
Dr | Piutang Usaha | Rp 5.000.000 | |
Cr | Piutang Salam | Rp 80.000.000 |
Jurnal jika LKS menerima sebagian saja dan sisa piutang salam dibayar dari penjualan jaminan. Nilai jaminan lebih besar dari sisa piutang salam. Misal nilai jaminan Rp 45.000.000 :
28 Mei 2015 | Dr | Persediaan Barang Salam | Rp 40.000.000 |
Dr | Kas | Rp 45.000.000 | |
Cr | Hak Penjual Atas Sisa Penjualan Jaminan | Rp 5.000.000 | |
Cr | Piutang Salam | Rp 80.000.000 |
Jurnal jika LKS membatalkan seluruh barang pesanan dan piutang salam dibayar dari penjualan jaminan. Nilai jaminan lebih kecil dari piutang salam. Misal nilai jaminan Rp 75.000.000 :
28 Mei 2015 | Dr | Kas | Rp 75.000.000 |
Dr | Piutang Usaha | Rp 5.000.000 | |
Cr | Piutang Salam | Rp 80.000.000 |
Jurnal jika LKS membatalkan seluruh barang pesanan dan piutang salam dibayar dari penjualan jaminan. Nilai jaminan lebih besar dari piutang salam. Misal nilai jaminan Rp 85.000.000:
28 Mei 2015 | Dr | Kas | Rp 85.000.000 |
Cr | Hak Penjual Atas Sisa Penjualan Jaminan | Rp 5.000.000 | |
Cr | Piutang Salam | Rp 80.000.000 |
Originally posted 2016-07-08 20:31:20.
Terima kasih untuk materi paparan materi tentang akuntansi salam..
Semoga menjadi amal jariah yang pahala tiada terputus..